Senin, 07 November 2022

Novel Twilight : NEW MOON Bab 103

Novel Twilight merupakan novel seri pertama dari novel karangan Stephenie Meyer. Stephen juga mengeluarkan seri lanjutan dari Novel Twilight ini yaitu seri Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn .

Dalam novel karya pertama dari Stephenie Meyer ini kalian akan menemukan adegan-adegan yang menguras emosi seperti adegan romantis, permusuhan, perang dan konspirasi. Ceritanya juga diangkat menjadi film layar lebar yang selalu ditunggu-tunggu setiap serinya oleh para penggemar.

Sekarang, kalian  membaca Novel Twilight Bab 103 ini secara gratis dalam website Great Novel. Semoga bisa memberi para pembaca sekalian hiburan 😊




Baca Selengkapnya Novel Twilight – New Moon Bab 103

KAMI berhasil naik pesawat hanya beberapa detik sebelum jadwal keberangkatan, dan siksaan sesungguhnya dimulai.

Pesawat bertengger di apron dengan mesin menyala sementara para pramugari melenggang—begitu santainya—di sepanjang lorong pesawat, menepuk-nepuk tas yang disimpan di kompartemen di atas tempat duduk, memastikan semuanya beres.

Pilot-pilot mencondongkan tubuh dari kokpit, mengobrol dengan pramugari-pramugari ketika mereka lewat. Tangan Alice terasa keras di pundakku, menahanku tetap di kursi sementara aku bergerakgerak gelisah.

“Ini lebih cepat daripada berlari," Alice mengingatkanku dengan suara pelan.

Aku hanya mengangguk sambil terus bergerakgerak. Akhirnya pesawat bergulir pelan, sedikit demi sedikit menambah kecepatan dan itu semakin menyiksaku. Kusangka aku bakal lega setelah pesawat akhirnya lepas landas, tapi ketidaksabaran yang kurasakan ternyata tak berkurang juga.

Alice sudah mengangkat telepon dari punggung kursi di depannya sebelum pesawat berhenti menanjak, sengaja memunggungi pramugari yang menatapnya tidak setuju. Namun sesuatu di ekspresiku membuat pramugari itu mengurungkan niatnya untuk menghampiri dan menegur kami.


Aku berusaha menulikan telinga dari bisik-bisik Alice dengan Jasper; aku tak ingin mendengar kata-katanya lagi, tapi ada juga beberapa yang tanpa sengaja terdengar olehku.

“Aku tidak yakin, aku bolak-balik melihatnya melakukan berbagai hal berbeda, berkali-kali berubah pikiran... Pembunuhan massal di kota, menyerang penjaga, mengangkat mobil di atas kepala di alun-alun kota... kebanyakan hal-hal yang akan mengekspos mereka—dia tahu itu cara paling cepat memaksa mereka bereaksi...

"Tidak, tidak bisa." Suara Alice semakin pelan hingga nyaris tak terdengar, walaupun aku duduk hanya beberapa sentimeter di sebelahnya.

Aku menajamkan pendengaran.

"Katakan pada Emmett, jangan... Well, susul Emmett dan Rosalie dan bawa mereka kembali... Pikirkan baik-baik, Jasper. Kalau dia melihat salah seorang di antara kita, menurutmu, apa yang akan dia lakukan?" Alice mengangguk.

"Tepat sekali. Menurutku Bella-lah satu-satunya kesempatan—kalau masih ada kesempatan... aku akan melakukan apa pun yang masih bisa dilakukan, tapi siapkan Carlisle; kemungkinannya kecil."


Lalu ia tertawa, kemudian suaranya tercekat.

“Aku juga sudah memikirkan hal itu... Ya, aku janji."

Suaranya berubah memohon.

"Jangan ikuti aku. Aku janji, Jasper. Bagaimanapun caranya, aku akan keluar... Dan aku cinta padamu.”

Alice menutup telepon, dan bersandar di kursinya dengan mata terpejam.

"Aku benci harus berbohong padanya.”

"Ceritakan semua padaku, Alice," pintaku.

“Aku tidak mengerti. Menapa kau menyuruh Jasper menghentikan Emmett, menapa mereka tidak boleh datang menolong kita?"

"Dua alasan," bisik Alice, matunya masih terpejam.

"Yang pertama sudah kukatakan padanya. Kami bisa saja berusaha menghentikan Edward sendiri—kalau Emmett bisa menemukannya, mungkin kami bisa meyakinkan dia bahwa kau masih hidup. Tapi kami takkan berhasil mendekati Edward diam-diam. Dan kalau dia melihat kami datang mencarinya, dia justru akan bertindak lebih cepat. Dia akan melemparkan Buick ke tembok batu atau semacamnya, dan keluarga Volturi akan melumpuhkannya.

"Ada alasan kedua tentu saja, alasan yang tidak bisa kuungkapkan pada Jasper.Karena bila mereka ada di sana dan keluarga Volturi membunuh Edward, mereka pasti akan melawan keluarga Volturi, Bella." Alice membuka matanya dan menatapku, memohon.

"Kalau saja ada kesempatan kami bisa menang... kalau saja ada kesempatan kami berempat bisa menyelamatkan saudara kami dengan bertempur untuknya, mungkin ceritanya akan lain. Tapi kami tidak bisa, dan, Bella, aku tidak sanggup kehilangan Jasper seperti itu."

Sadarlah aku mengapa mata Alice memohon pengertianku. Ia melindungi Jasper, dengan mempertaruhkan nyawa kami sendiri, dan mungkin nyawa Edward juga.

Aku mengerti, dan aku tidak berpikir buruk tentangnya. Aku mengangguk.

“Apakah Edward tidak bisa mendengarmu?" tanyaku.

"Tidak bisakah dia tahu, begitu mendengar pikiranmu, bahwa aku masih hidup, bahwa tidak ada gunanya melakukan hal ini?"

Bukan berarti kalau aku sudah mati ia bisa dibenarkan melakukannya. Aku masih tidak percaya ia sanggup bereaksi seperti ini. Sungguh tak masuk akal! Aku ingat sangat jelas katakatanya hari itu di sofa, ketika kami nonton Romeo dan Juliet bunuh diri, yang satu menyusul yang lain.


Aku tidak mau hidup tanpa kau, begitu kata Edward waktu itu, seolah-olah itu kesimpulan yang sangat jelas. Tapi kata-kata yang diucapkannya di hutan saat ia meninggalkanku telah membuyarkan semua itu—secara paksa.

"Kalau dia mendengarkan," Alice menjelaskan.

"Tapi percaya atau tidak, mungkin saja untuk membohongi pikiranmu. Seandainya kau sudah meninggal, aku akan tetap berusaha menghentikannya. Dan aku akan berpikir 'Bella masih hidup, Bella masih hidup sekuat tenaga. Dia tahu itu "

Kukertakkan gigiku dengan perasaan frustrasi.

"Kalau kami bisa melakukan ini tanpa kau, Bella, aku tidak akan membahayakan keselamatanmu seperti ini. Tindakanku ini sangat tidak bisa dibenarkan."

"Jangan tolol. Itu hal terakhir yang seharusnya kaukhawatirkan" Aku menggeleng dengan sikap tak sabar.

"Ceritakan apa yang kaumaksud waktu bilang kau tidak suka harus membohongi Jasper." Alice menyunggingkan senyum muram.

"Aku berjanji padanya akan keluar sebelum mereka membunuhku juga. Padahal aku tidak bisa menjamin—itu sangat tidak mungkin." Alice mengangkat alis, seolah-olah berusaha meyakinkanku untuk lebih serius lagi menanggapi bahaya itu.

"Siapa sebenarnya keluarga Volturi ini?" tanyaku berbisik.

"Apa yang membuat mereka jauh lebih berbahaya dari pada Emmett, Jasper, Rosalie, dan kau?" Sulit membayangkan hal lain yang lebih mengerikan daripada itu.

Alice menarik napas dalam-dalam, sekonyongkonyong melayangkan pandangan tidak suka ke balik bahuku Aku menoleh dan masih sempat melihat lelaki yang duduk di seberang gang membuang muka. seakan-akan tidak sedang menguping pembicaraan kami.

Kelihatannya ia pengusaha, bersetelan jas lengkap dengan dasi dan laptop di pangkuan. Ketika aku menatapnya kesal, lelaki itu membuka komputer dan dengan lagak terang-terangan memasang headphone di telinganya.

Novel Twilight – New Moon Bab 103 Telah Selesai

Bagaimana Novel Twilight - New Moon Bab 103 nya? Seru bukan? Jangan lupa untuk membaca kelanjutan kisahnya di bab-bab selanjutnya ya Novel Lovers.

Silahkan klik navigasi Babnya di bawah ini untuk pindah ke Bab berikutnya.

Dapatkan update Novel Terbaru pilihan dari kita dan sudah aku susun daftar lengkap novelnya ya free buat kalian yang suka baca. Mari bergabung di Grup Telegram "Novel Update", caranya klik link https://t.me/novelkupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Juga Novel Lainnya Dibawah yang Pastinya Seru Juga :

Bab Selanjutnya
Bab Sebelumnya

0 komentar: