Novel Twilight merupakan novel seri pertama dari novel karangan Stephenie Meyer. Stephen juga mengeluarkan seri lanjutan dari Novel Twilight ini yaitu seri Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn .
Dalam novel karya pertama dari Stephenie Meyer ini kalian akan menemukan adegan-adegan yang menguras emosi seperti adegan romantis, permusuhan, perang dan konspirasi. Ceritanya juga diangkat menjadi film layar lebar yang selalu ditunggu-tunggu setiap serinya oleh para penggemar.
Sekarang, kalian membaca Novel Twilight Bab 13 ini secara gratis dalam website Great Novel. Semoga bisa memberi para pembaca sekalian hiburan 😊
Baca Selengkapnya Novel Twilight – Pandangan Pertama Bab 13
3. FENOMENA
KETIKA paginya aku membuka mata, ada sesuatu yang berbeda.
Ada cahaya. Masih cahaya hijau kelabu khas hari mendung di hutan, tapi bagaimanapun juga lebih cerah. Aku menyadari tak ada kabut menyelubungi jendelaku. Aku melompat dari tempat tidur untuk melihat ke luar, lalu mengerang ngeri.
Lapisan salju yang sempurna menutupi halaman, melapisi atap trukku, dan membuat jalanan jadi putih. Tapi bukan itu bagian terburuknya. Hujan yang turun kemarin telah membeku—melapisi pepohonan membentuk jarum dalam pola sangat indah, dan menjadikan jalan setapak licin dan berbahaya. Aku sendiri sudah cukup kerepotan agar tidak terpeleset saat jalanan kering; jadi mungkin lebih aman kalau aku tidur lagi sekarang.
Charlie sudah berangkat sebelum aku turun. Dilihat dan berbagai sisi, hidup bersama Charlie bagaikan hidup sendi dan aku mendapati diriku sendiri bersorak-sorai dan bukan nya kesepian.
Aku sarapan semangkuk sereal dan jus jeruk. Aku merasa bersemangat untuk pergi ke sekolah, dan ini membuatku takut. Aku tahu bukan lingkungan yang menstimulasiku untuk belajar yang membuatku bersemangat, ataupun bertemu teman-teman baruku.
Kalau mau jujur, semangatku pergi ke sekolah lebih karena akan bertemu Edward Cullen. Dan itu sangat, sangat bodoh. Aku seharusnya menghindari cowok itu setelah omonganku yang tidak cerdas dan memalukan kemarin.
Dan aku curiga padanya; kenapa ia harus berbohong tentang matanya? Aku masih takut dengan sifat permusuhan yang kadang-kadang terpancar dalam dirinya, dan aku masih tak sanggup bicara setiap kali melihat wajahnya yang sempurna. Aku sangat sadar kelompokku dan kelompoknya sama sekali tidak cocok. Jadi tak seharusnya aku kepingin bertemu dengannya hari ini.
Butuh konsentrasi penuh untuk bisa sampai dengan selamat ke truk. Aku nyaris kehilangan keseimbangan ketika akhirnya sampai di truk, tapi aku berhasil berpegangan di kaca spion dan menyelamatkan diriku. Jelas hari ini bakal jadi mimpi buruk
Sambil mengemudi ke sekolah, kualihkan ketakutanku
bakal terjatuh dan spekulasi yang bukan-bukan tentang Edward Cullen, dengan memikirkan Mike dan Eric, dan betapa berbedanya sikap cowok-cowok terhadapku di sini. Aku yakin aku tampak sama persis seperti ketika di Phoenix – barangkali cowok-cowok di tempat asalku telah menyaksikan aku perlahan-lahan melewati semua tahap kedewasaan yang membuat canggung dan masih memandangku dengan cara itu.
Mungkin karena aku masih baru di sini, tempat sesuatu yang baru jarang-jarang ada. Mungkin kecanggunganku dianggap menarik dan bukan menyedihkan, membuatku kelihatan seperti cewek yang sedang kesusahan. Apa pun alasannya, sikap Mike yang seperti anak anjing dan sikap Eric yang bersaing dengannya sangat mengganggu. Aku tak yakin apakah aku tidak akan memilih diabaikan saja.
Trukku sepertinya tidak masalah dengan es yang melapisi jalanan. Meski begitu, aku mengemudi sangat pelan, tak ingin tergelincir.
Ketika turun dari truk sesampainya di sekolah, aku tahu kenapa aku nyaris tidak mendapat masalah. Aku melihat sesuatu berwarna perak, dan aku berjalan ke bagian belakang truk—dengan hati-hati berpegangan pada sisi truk untuk menjaga keseimbangan—dan memeriksa banku. Ada rantai tipis saling berkaitan membentuk intan di sekelilingnya. Charlie telah bangun entah sepagi apa untuk mengikatkan rantai salju di trukku. Tenggorokanku tiba-tiba tercekat. Aku tak terbiasa diurus, dan perhatian Charlie yang diam-diam ini mengejutkanku.
Aku sedang berdiri di pojok belakang truk, berjuang melawan gelombang emosi mendadak yang ditimbulkan rantai salju itu, ketika mendengar suara aneh. Itu suara lengkingan tinggi, yang segera berubah sangat keras hingga menyakitkan telinga. Aku mendongak
benarbenar terkejut.
Aku melihat beberapa hal bersamaan. Tidak ada yang bergerak lambat seperti di film-film. Sebaliknya semburan adrenalin sepertinya membuat otakku bekerja lebih cepat, dan dengan jelas aku menyerap detail beberapa hal secara serentak.
Edward Cullen berdiri empat mobil dariku, memandangku ngeri. Wajahnya tampak mencolok di antara lautan wajah di sana, semua membeku dengan ekspresi terkejut yang sama. Tapi yang lebih mengerikan adalah van biru gelap yang meluncur, bannya terkunci dan mengerem hingga berdecit, berputar-putar tak terkendali di lapangan parkir yang tertutup es. Mobil itu nyaris menabrak bagian belakang trukku, dan aku berdiri di antara keduanya. Aku bahkan tak sempat memejamkan mata.
Persis sebelum aku mendengar bunyi tabrakan keras van di badan truk, sesuatu menerjangku, keras, tapi bukan dari arah yang semula kuduga. Kepalaku membentur aspal yang tertutup es, dan aku merasakan sesuatu yang padat dan dingin menindihku ke tanah.
Aku terbaring di trotoar di belakang mobil cokelat yang terparkir di sebelah truk. Tapi aku tak sempat memerhatikan yang lainnya, karena van itu masih meluncur mendekat. Mobil itu berputar-putar mengerikan di dekat belakang truk, masih berputar dan meluncur, nyaris menabrakku lagu
Suara mengumpat pelan membuatku sadar ada seseorang bersamaku, dan tak mungkin aku tidak mengenali suara itu. Sepasang tangan putih yang panjang terulur melindungiku, dan van itu bergetar hingga berhenti hanya sejengkal dari wajahku, tangan-tangan besar itu untungnya pas dengan rongga badan van.
Lalu tangan-tangannya bergerak sangat cepat hingga tampak samar. Yang satu tiba-tiba mencengkeram bagian bawah van, dan sesuatu menarikku, mengayun-ayunkan kakiku seakan-akan aku boneka mainan, sampai kakiku menabrak ban mobil cokelat itu.
Suara gemuruh besi beradu memekakkan telinga, dan van itu berhenti, lalu terdengar suara gelas pecah, berhamburan ke jalanan—tepat di tempat kakiku berada satu detik sebelumnya.
Novel Twilight – Pandangan Pertama Bab 13 Telah Selesai
Bagaimana Novel Twilight - Pandangan Pertama Bab 13 nya? Seru bukan? Jangan lupa untuk membaca kelanjutan kisahnya di bab-bab selanjutnya ya Novel Lovers.
Silahkan klik navigasi Babnya di bawah ini untuk pindah ke Bab berikutnya.
Dapatkan update Novel Terbaru pilihan dari kita dan sudah aku susun daftar lengkap novelnya ya free buat kalian yang suka baca. Mari bergabung di Grup Telegram "Novel Update", caranya klik link https://t.me/novelkupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Juga Novel Lainnya Dibawah yang Pastinya Seru Juga :
- Novel Lelaki Yang Tak Terlihat Kaya
- Novel Romantis Pengantin Pengganti
- Novel Elena : Si Gadis Tangguh
- Novel Charlie Wade Si Kharismatik
- Novel Romantis My Lovely Boss
- Novel Perintah Kaisar Naga
- Novel My Imperfect CEO
- NOVEL KISAH ISTRI BAYARAN
- Novel Perceraian Ke-99
0 komentar: