Jumat, 04 November 2022

Novel Twilight : NEW MOON Bab 75

Novel Twilight merupakan novel seri pertama dari novel karangan Stephenie Meyer. Stephen juga mengeluarkan seri lanjutan dari Novel Twilight ini yaitu seri Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn .

Dalam novel karya pertama dari Stephenie Meyer ini kalian akan menemukan adegan-adegan yang menguras emosi seperti adegan romantis, permusuhan, perang dan konspirasi. Ceritanya juga diangkat menjadi film layar lebar yang selalu ditunggu-tunggu setiap serinya oleh para penggemar.

Sekarang, kalian  membaca Novel Twilight Bab 75 ini secara gratis dalam website Great Novel. Semoga bisa memberi para pembaca sekalian hiburan 😊



Baca Selengkapnya Novel Twilight – New Moon Bab 75

Aku cepat-cepat berpaling darinya, dan membungkuk di atas driftwood. Tubuhku terguncang, perutku yang kosong sangat mual, walaupun tak ada apa-apa di dalamnya yang bisa dimuntahkan.

Victoria ada di sini. Mencariku. Membunuhi orang-orang asing di hutan. Hutan tempat Charlie melakukan pencarian... Kepalaku berputar cepat. Jacob menyambar bahuku—mencegahku ambruk dan mencium bebatuan. Aku bisa merasakan embusan napasnya yang panas di pipiku. "Bella! Ada apa?"

"Victoria," aku terkesiap segera setelah bisa menarik napas di sela-sela serangan mual yang melandaku.

Di kepalaku, Edward menggeram marah mendengar nama itu.

Kubiarkan Jacob menarikku dari posisi dudukku yang terkulai, ia meletakkanku dengan canggung di pangkuannya, membaringkan kepalaku yang lunglai ke bahunya. Ia berusaha keras menyeimbangkanku, menjagaku agar tidak terkulai lemas dan jatuh dari pangkuannya. Disingkirkannya rambutku yang berkeringat dan wajahku.


"Siapa?" tanya Jacob.

"Kau bisa mendengarku, Bella? Bella?"

"Dia bukan pasangan Laurent,” erangku di bahu Jacob.

"Mereka hanya teman lama...”

"Kau mau minum? Perlu dokter? Katakan padaku aku harus bagaimana," tuntut Jacob, bertubi-tubi.

"Aku bukan sakit—aku takut," aku menjelaskan sambil berbisik. Istilah takut kedengarannya tidak mencakup semua yang kurasakan. Jacob menepuk-nepuk punggungku.

"Takut pada si Victoria ini?" Aku mengangguk, bergidik.

"Victoria itu vampir wanita berambut merah?"

Aku gemetar lagi, dan merintih, "Ya."

"Bagaimana kau bisa tahu dia bukan pasangannya?"

"Laurent memberi tahuku bahwa James-lah pasangannya," aku menjelaskan, otomatis melemaskan tanganku yang dihiasi bekas luka.

Jacob memalingkan wajahku, merengkuhnya kuat-kuat dengan tangannya yang besar. Ditatapnya mataku lekat-lekat.

"Ada hal lain yang dia ceritakan, Bella? Ini penting. Kau tahu vampir wanita itu menginginkan apa?"

"Tentu saja," bisikku.

"Victoria menginginkan aku." Mata Jacob membelalak lebar, lalu menyipit.

"Mengapa?" tuntutnya.

"Edward membunuh James,'' bisikku. Jacob memegangiku sangat erat hingga aku tak perlu mencengkeram lubang itu—pelukannya membuatku tetap utuh.

"Victoria memang... marah. Tapi kata Laurent, Victoria menganggap lebih adil membunuhku daripada Edward. Pasangan sebagai ganti pasangan. Dia tidak tahu— masih belum tahu, kurasa—bahwa... bahwa..." Aku menelan ludah dengan susah payah.

"Bahwa hubungan kami sudah tidak seperti itu lagi. Tidak bagi Edward, setidaknya."

Perhatian Jacob sempat beralih sebentar mendengar perkataanku itu, ekspresinya campur aduk.

"Jadi itu yang terjadi? Mengapa keluarga Cullen pindah?"

"Bagaimanapun, aku hanya manusia biasa. Tidak ada yang istimewa," aku menjelaskan, mengangkat bahu lemah.

Sesuatu yang kedengarannya seperti geraman— bukan geraman sesungguhnya, hanya suara manusia yang mencoba meniru—bergemuruh di dada Jacob di bawah telingaku.

"Kalau si pengisap darah idiot itu benar-benar cukup tolol untuk—"

"Please? erangku. "Please. Jangan."

Jacob ragu-ragu, lalu mengangguk satu kali. "Ini penting," katanya lagi, wajahnya kembali serius sekarang. "Inilah tepatnya yang perlu kami

ketahui. Kita harus segera memberi tahu yang lain."


Jacob berdiri, menarikku hingga ikut berdiri. Kedua tangannya tetap memegangi pinggangku sampai ia yakin aku tidak akan jatuh.

"Aku tidak apa-apa," dustaku. Ia melepaskan sebelah tangannya dari pinggangku dan ganti memegang tanganku.

"Ayo kita pergi." Jacob menarikku kembali ke truk.

“Kita mau ke mana?" tanyaku.

“Aku belum yakin," Jacob mengakui.

"Aku akan minta diada kan pertemuan. Hei, tunggu dulu di sini sebentar, oke?” Jacob menyandarkanku ke sisi truk dan melepaskan tanganku.

“Kau mau ke mana?”

“Sebentar lagi aku kembali." janjinya. Lalu ia berbalik dan berlari cepat melintasi lapangan parkir, menyeberang jalan, dan masuk ke balik hutan yang memagari tepi jalan. Ia lenyap di balik pepohonan gesit dan cekatan bagai rusa.

"Jacob!' aku berteriak memanggilnya dengan suara serak, tapi ia sudah lenyap.

Ini bukan saat yang tepat untuk ditinggal sendirian. Beberapa detik setelah Jacob tidak terlihat, aku sudah megap-megap kehabisan napas. Kuseret kakiku ke dalam truk, dan langsung mengunci pintu rapat-rapat.

Namun aku belum sepenuhnya merasa tenang. Victoria sudah memburuku. Hanya keberuntungan yang membuatnya belum menemukanku sekarang—hanya keberuntungan dan lima werewolf remaja. Aku mengembuskan napas tajam. Tak peduli apa yang dikatakan Jacob, membayangkan ia berada di dekat Victoria sungguh mengerikan. Aku tak peduli ia bisa berubah menjadi apa bila marah. Aku bisa melihat Victoria dalam pikiranku, wajahnya liar, rambutnya seperti api, mematikan, tak terkalahkan...

Tapi, menurut cerita Jacob, Laurent sudah mati. Apakah itu mungkin? Edward—otomatis aku mencengkeram dadaku—pernah menjelaskan padaku betapa sulitnya membunuh vampir. Hanya vampir lain yang bisa melakukannya. Tapi kata Jacob tadi karena itulah werewolf diciptakan... Katanya ia akan mengawasi Charlie secara khusus—bahwa sebaiknya aku memercayakan keselamatan ayahku pada para werewolf Bagaimana aku bisa memercayainya? Tak seorang pun dari kami aman! Apalagi Jacob, bila ia berusaha menempatkan diri di antara Victoria dan Charlie... di antara Victoria dan aku. Rasanya aku ingin muntah lagi.

Ketukan tajam di jendela membuatku memekik ketakutan—tapi ternyata hanya Jacob, yang sudah kembali. Kubuka kunci pintu dengan jari-jari gemetar sekaligus bersyukur.

"Kau benar-benar ketakutan, ya?" tanyanya sambil memanjat naik.


Aku mengangguk.

"Tidak perlu. Kami akan menjagamu—Charlie juga. Aku janji."

"Rasanya lebih mengerikan membayangkan kau menemukan Victoria daripada Victoria menemukan aku," bisikku.

Jacob tertawa. "Kau harus lebih memercayai kami. Kalau tidak, itu sama saja menghina." Aku hanya menggeleng. Aku sudah terlalu sering melihat vampir beraksi.

"Kau tadi ke mana?" tanyaku. Jacob mengerucutkan bibir, dan tidak mengatakan apa-apa.

"Apa? Apa itu rahasia?" Jacob mengerutkan kening.

"Tidak juga. Agak aneh saja, tapi. Aku tidak ingin membuatmu ngeri."

"Aku sudah agak terbiasa dengan hal-hal yang aneh sekarang ini." Aku mencoba tersenyum meski tak berhasil.

Jacob balas nyengir dengan enteng. "Kurasa mau tidak mau kau harus terbiasa juga. Oke.

Novel Twilight – New Moon Bab 75 Telah Selesai

Bagaimana Novel Twilight - New Moon Bab 75 nya? Seru bukan? Jangan lupa untuk membaca kelanjutan kisahnya di bab-bab selanjutnya ya Novel Lovers.

Silahkan klik navigasi Babnya di bawah ini untuk pindah ke Bab berikutnya.

Dapatkan update Novel Terbaru pilihan dari kita dan sudah aku susun daftar lengkap novelnya ya free buat kalian yang suka baca. Mari bergabung di Grup Telegram "Novel Update", caranya klik link https://t.me/novelkupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Juga Novel Lainnya Dibawah yang Pastinya Seru Juga :

Bab Selanjutnya
Bab Sebelumnya

0 komentar: