Novel Twilight merupakan novel seri pertama dari novel karangan Stephenie Meyer. Stephen juga mengeluarkan seri lanjutan dari Novel Twilight ini yaitu seri Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn .
Dalam novel karya pertama dari Stephenie Meyer ini kalian akan menemukan adegan-adegan yang menguras emosi seperti adegan romantis, permusuhan, perang dan konspirasi. Ceritanya juga diangkat menjadi film layar lebar yang selalu ditunggu-tunggu setiap serinya oleh para penggemar.
Sekarang, kalian membaca Novel Twilight Bab 70 ini secara gratis dalam website Great Novel. Semoga bisa memberi para pembaca sekalian hiburan 😊
Baca Selengkapnya Novel Twilight – New Moon Bab 70
"Tidurlah, Bells. Kau harus bisa berpikir jernih. Aku tahu kau pasti bisa melakukannya. Aku ingin kau mengerti. Aku tak ingin kehilangan kau, Bella.
Tidak karena masalah ini."
Jacob mencapai pintu hanya dalam sekali melangkah, membukanya pelan-pelan, kemudian lenyap di baliknya. Aku mencoba mendengar suara langkah-langkah kakinya menuruni tangga, tapi tidak terdengar apa-apa.
Aku berbaring lagi di tempat tidur, benakku berputar. Aku terlalu bingung, terlalu letih.
Kupejamkan mata, berusaha mencerna semuanya, tapi detik berikutnya ketidaksadaran menelanku begitu cepat hingga terasa membingungkan.
Bukan tidur damai tanpa mimpi seperti dambaanku yang kudapatkan—tentu saja bukan. Lagi-lagi aku melihat diriku di hutan, dan mulai berkeliaran seperti yang selalu kulakukan. Dengan cepat aku menyadari ini bukan mimpi yang sama seperti biasa.
Pertama, karena aku tidak merasakan dorongan untuk berjalan tak tentu arah atau melakukan pencarian; aku hanya sekadar berkeliaran karena kebiasaan, karena memang itulah yang biasanya kulakukan di sini. Sebenarnya, ini bahkan bukan hutan yang sama. Aromanya berbeda, begitu juga cahayanya. Hutan
ini tidak berbau tanah lembab, melainkan berbau asin air laut. Aku tak bisa melihat langit; meski begitu, matahari pasti bersinar—dedaunan di atasku berwarna hijau zambrud. Ini hutan di sekitar La Push—dekat pantai di sana, aku yakin. Aku tahu bila aku menemukan pantai, aku pasti bisa melihat matahari. Maka aku mempercepat langkah, mengikuti suara debur ombak yang samar-samar terdengar di kejauhan. Dan mendadak muncul Jacob, Ia menyambar tanganku, menarikku kembali ke bagian hutan paling gelap.
"Jacob, ada apa?" tanyaku. Wajahnya ketakutan seperti anak kecil, dan rambutnya kembali indah, diikat ke belakang membentuk ekor kuda yang tergerai di pangkal leher. Ia menarikku sekuat tenaga, tapi aku menolak; aku tak ingin masuk ke kegelapan.
"Lari, Bella, kau harus lari!" bisiknya, ketakutan. Serbuan gelombang deja vu yang sekonyongkonyong datang begitu kuat hingga nyaris membangunkanku.
Sekarang aku tahu mengapa aku mengenali tempat ini. Karena aku pernah berada di sana sebelumnya, di mimpi yang lain. Sejuta tahun yang lalu, bagian dari kehidupan yang sama sekali berbeda. Ini mimpi yang pernah kudapat pada malam setelah aku berjalan-jalan dengan Jacob di pantai, malam pertama aku tahu Edward itu vampir. Mengenang kembali hari itu bersama
Jacob pastilah yang memicu timbulnya mimpi ini dari kenanganku yang terkubur. Terpisah dari mimpi itu sekarang, aku menunggu mimpi itu berlanjut. Cahaya menghampiriku dari pantai. Beberapa saat lagi Edward akan keluar dari pepohonan, kulitnya berkilau redup, matanya hitam dan berbahaya. Ia akan melambai ke arahku, dan tersenyum. Wajahnya setampan malaikat, giginya runcingruncing dan tajam...
Tapi aku terlampau cepat. Ada hal lain yang harusnya terjadi lebih dulu.
Jacob menjatuhkan tanganku dan menjerit. Gemetar dan mengentak-entak, ia terjatuh ke tanah dekat kakiku.
“Jacob!” jeritku, rapi ia sudah lenyap. Sebagai gantinya kini tampak serigala berbulu merah-cokelat dengan mata gelap dan cerdas. Mimpiku melenceng jauh, seperti kereta api yang keluar dari rel.
Ini bukan serigala yang sama seperti yang pernah kuimpikan di kehidupan lain. Ini serigala besar berbulu cokelat kemerahan yang berdiri dekat sekali denganku di padang rumput, seminggu yang lalu. Serigala raksasa yang sangat besar, lebih besar daripada beruang. Serigala itu menatapku saksama, berusaha menyampaikan sesuatu yang penting dengan matanya yang cerdas. Mata hitam-cokelat yang familier, seperti mata Jacob Black. Aku terbangun
sambil menjerit sekeras-kerasnya. Aku nyaris berharap Charlie akan datang untuk mengecek keadaanku kali ini. Ini bukan jeritanku yang biasa.
Kubenamkan kepalaku di bantal dan berusaha meredam jeritan histeris yang hendak keluar dari kerongkonganku. Kutekan bantal kuat-kuat ke wajahku, bertanya-tanya dalam hati apakah aku juga bisa membungkam fakta yang baru saja berhasil kuhubungkan.
Tapi Charlie tidak datang, dan akhirnya aku bisa juga meredam jeritan aneh yang keluar dari tenggorokanku.
Aku ingat semuanya sekarang—setiap kata yang keluar dari mulut Jacob pada hari itu di pantai, bahkan bagian sebelum ia sampai ke cerita tentang para vampir, atau "yang berdarah dingin" menurut istilahnya. Terutama bagian pertama.
“Apakah kau tahu tentang legenda kamu tentang asal-muasal kami-maksudku suku Quikute?” tanyanya.
“Tidak juga," aku mengakui.
“Well ada banyak legenda, sebagian bahkan
dipercaya sudah ada sejak Zaman Air Bah—konon, suku Quileute kuno mengikat kano mereka di pucukpucuk pohon tertinggi di pegunungan untuk bisa selamat, seperti Nabi Nuh dan bahteranya!” Ia tersenyum, untuk menunjukkan ia sendiri tidak begitu memercayai cerita-cerita sejarah.
"Legenda lain mengatakan kami keturunan serigala—dan bahwa sampai sekarang serigala masih berkerabat dengan kami. Hukum adat melarang kami membunuh mereka.
"Lalu ada cerita-cerita tentang yang berdarah dingin." Suara Jacob terdengar sedikit lebih rendah.
"Yang berdarah dingin?"
"Ya. Ada cerita-cerita tentang yang berdarah dingin, cerita-cerita itu sama tuanya dengan legenda serigala, dan ada juga yang masih cukup baru. Menurut legenda, kakek buyutku sendiri mengenal sebagian dari mereka. Dialah yang membuat kesepakatan untuk menghalau mereka dari tanah kami." Jacob memutar bola matanya.
"Kakek buyutmu?"
"Beliau itu tetua suku, seperti ayahku. Begini, yang berdarah dingin itu musuh alami serigala— Well, bukan serigala sungguhan, tapi serigala yang menjelma menjadi manusia, seperti leluhur kami.
Kau bisa menyebutnya werewolf."
"Werewolf punya musuh?"
"Hanya satu."
Novel Twilight – New Moon Bab 70 Telah Selesai
Bagaimana Novel Twilight - New Moon Bab 70 nya? Seru bukan? Jangan lupa untuk membaca kelanjutan kisahnya di bab-bab selanjutnya ya Novel Lovers.
Silahkan klik navigasi Babnya di bawah ini untuk pindah ke Bab berikutnya.
Dapatkan update Novel Terbaru pilihan dari kita dan sudah aku susun daftar lengkap novelnya ya free buat kalian yang suka baca. Mari bergabung di Grup Telegram "Novel Update", caranya klik link https://t.me/novelkupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Juga Novel Lainnya Dibawah yang Pastinya Seru Juga :
- Novel Lelaki Yang Tak Terlihat Kaya
- Novel Romantis Pengantin Pengganti
- Novel Elena : Si Gadis Tangguh
- Novel Charlie Wade Si Kharismatik
- Novel Romantis My Lovely Boss
- Novel Perintah Kaisar Naga
- Novel My Imperfect CEO
- NOVEL KISAH ISTRI BAYARAN
- Novel Perceraian Ke-99

0 komentar: